Wednesday, January 2, 2019

Melatih Pukulan Karate

Jejak PandaTerima Kasih Sudah Kunjungin Blog Ini
ceme online terbaik
Metode-metode Memperkuat dan menambah Kecepatan Pukulan


melatih tendangan sebab perlu senam khusus untuk mendapat kelenturan. Beberapa hal penting dikala melatih pukulan ialah menggenggamlah dengan benar, sebab sering sekali hal ini kurang diperhatikan. Jika anda terbiasa mengendurkan genggangam, sehingga tenaga lebih banyak terletak di lengan maupun di tungkai tangan. Bahaya lain dari kebiasaan tidak mengggenggam dengan baik ialah dikala memukul dalam turgul akan mengalami cidera, contohnya jari keseleo atau tangan bisul sebab tidak berpengaruh menahan benturan. Tahap kedua sesudah sanggup melaksanakan pukulan dengan benar ialah melatih kekuatan. Sebagai alat aksesori untuk menambah kekuatan pukulan sanggup juga dipakai:
1.  Sandsack, berupa sasaran yang diisi dengan abu kayu atau kepingan karet.
2.  Beras/gabah, pasir atau bahkan pasir panas, alat ini digunakan untuk tingkat lanjutan dengan
tujuan  untuk memperkuat jari tangan, sehingga dikala memakai jurus yang memerlukan cakar, jari, tapak dan lain-lain akan tetap dahsyat hasilnya.
3.  Lilin yang juga sanggup dijadikan sasaran keberhasilan pukulan, pukullah lilin dari jarak sekitar 5 cm, apabila lilin padam maka pukulan kita sudah tidak mengecewakan baik, dan untuk seterusnya tambahkan jarak pukulan dari lilin, dari 5cm, menjadi 7 cm, 10 cm dan seterusnya.
4. Kayu/papan (Makiwara), yaitu satu papan kayu berukuran 4 x 4 inci dengan panjang 8 kaki yang ditanam ke dalam tanah kira 3 s/d 4 kaki, dengan sasaran memakai alas jerami, atau alas yg diisi busa padat dan dilapisi oleh kalaf atau kulit yang tebalnya sekitar 2 inci. Catatan: Seorang pemula dalam Karate sebaiknya berlatih memukul Makiwara, dari banyak sekali posisi (Seiken, uraken, hiji, shuto), minimal 100 kali perhari. Setelah tiga hingga enam bulan berlatih, sebaiknya ditingkatkan hingga rata-rata 300 kali perhari dengan banyak sekali posisi. Jika anda terus berlatih dengan cara ini setiap hari selama setahun, anda akan cukup berpengaruh untuk memukul jatuh siapapun dengan gampang dengansatu pukulan. Latihan ini akan menyebarkan tenaga (power), kecepatan(speed) dan kekuatan (strength); bagaimanapun, ini hanyalah salah satu metode latihan dalam Karate. Cara ini telah usang digunakan oleh para Master-master Karate terdahulut erutama oleh Master Ginchin Funakoshi pendiri ajaran karate shotokan, tetapi lain halnya dengan Master Masutatsu Oyama pendiri ajaran Karate Kyokushinkai ia merasa latihan dengan memakai Makiwara ialah bukan suatu cara metoda latihan yang terbaik. Berikut ialah kutipan dari pernyataan Oyama dalam bukunya “ what is karate” terbitan tahun 1963:” Saya telah melaksanakan metode ini (memukul makiwara) untuk melatih kepalan tangan saya selama 20 tahun, memukul rata-rata300 kali perhari. Sebelumnya saya merasa sangat gembira dengan ukuran dan kekerasan dari ‚kapalan2’ yg terbentuk di kepalan saya, apalagi kapalan2 itudapat dipukul dengan palu tanpa saya merasa sakit. Ini ialah fakta bahwa, pukulan dari kepalan tangan saya sangatlah berpengaruh sekali. Saya mengikuti metode2 tersebut sebab „Master Karate“ terdahulu, berlatih dengan cara tersebut. Akhir2 ini, bagaimanapun, saya mulai percaya bahwa metode ini bukanlah yang terbaik, dan bahwasanya terbukti menghasilkan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan metode2 lain. Saya percaya bahwa saya sanggup menjadi seseorang yg jauh lebih berpengaruh dari kini ini apabila saya mengadopsi metode2 yang lebih masuk logika dalam latihan. Sungguh, latihan memukul Makiwara berkhasiat untuk memperkuat pergelangan dan kepalan; bagaimanapun, saya telah menemukan bahwa latihan dengan memukul sesuatu yang keras akan memperlambat pengembangan kecepatan. Saya tergerak untuk menyebarkan suatu metode latihan gres dimana bukannya Makiwara, melainkan sebuah spon tebal yang digunakan. Training dengan spon tidak hanya menyebarkan kekuatan pergelangan, tapi kecepatan akan meningkat pula. Metode yang sama sanggup digunakan juga untuk latihan Tendangan. Cara lain untuk meningkatkan kecepatan ialah menusuk dan memukul dengan kepal tangan pada selembar kertas yang tergantung. Manfaat dari metode ini akan ditunjukkan lewat referensi berikut. Saya menentukan dua orang murid, dan meminta salah satunya untuk berlatih dengan kertas yang digantung. Sementara murid lainnya berlatih dengan Makiwara dengan cara yang biasa. Setahun kemudian, saya membandingkan mereka. Murid yang berlatih dengan Makiwara, memang, nampak terlihat sebagai seorang Karateka sejati, dengan kapalan di kepalannya. Namun, dalam percobaan memecahkan genteng, kerikil dan papan, keduanya sama kuat. Keduanya berhasil memecahkan sepuluh buah genteng, kerikil dan papan dengan ketebalan yang sama. Dalam pandangan saya, murid yang berlatih dengan memukul kertas jauh lebih gesit dalam pergerakannya (body movement), dan tangannya lebih cepat, mengungguli murid yang satunya.
Diantara banyak orang yang berlatih karate, beberapa menganggap dirinya sebagai Karateka papan atas, hanya sebab mereka memiliki kepal tangan yang ada kapalannya, hasil latihan dengan Makiwara. Mereka gembira pada kekerasan kepalannya dan berusaha mengatur-atur yg lain dalam ber-Karate. Sedihnya, saya menemukan orang-orang tersebut, khususnya di Amerika.”
5.  Kertas yang digantung menyerupai yang dilakukan Master Masutatsu Oyama di atas.

Tahapan ketiga ialah melatih kecepatan, dalam tahap ini biasakan melatih pukulan dengan cara beruntun, dimulai dari dua kali beruntun , tiga kali dan semakin usang semakin banyak pukulan beruntun. Dalam tahap ini juga sudah mengkombinasikan sasaran pukulan maupun jenis pukulan, sasaran bawah tengah atas dan jenis pukulan lurus. Dengan cara melatih kecepatan dan variasi pukulan menyerupai ini maka lawan sulit untuk menghindar atau menangkis pukulan kita. Cara sederhana untuk melatih kecepatan pukulan ialah dengan cara push-up dengan genggaman di samping tubuh bukan di depan pundak, push up ini harus dilakukan dengan agak cepat layaknya melaksanakan pukulan pada posisi yang benar. Sebagai aksesori dan sanggup juga dijadikan sasaran keberhasilan pukulan, pukulah lilin dari jarak sekitar 5 cm, apabila lilin padam maka pukulan kita menjadi sudah tidak mengecewakan baik, dan untuk seterusnya tambahkan jarak pukulan dari lilin, dari 5 cm, 7 cm, 10 cm dan seterusnya.

No comments:

Post a Comment